Oleh Natalie Wolchover, Staf Penulis LiveScience
Bumi
itu bulat? Tidak demikian bagi para anggota organisasi Flat Earth
Society. Mereka percaya Bumi itu datar. Saat berjalan di permukaan Bumi,
yang terlihat dan terasa memang datar.
Tak heran mereka
membantah semua bukti yang bertentangan dengan kepercayaan mereka,
seperti foto Bumi dari satelit yang menunjukkan bahwa Bumi itu bulat.
Mereka bilang itu adalah “konspirasi Bumi bulat” yang diciptakan oleh
NASA dan agen pemerintah lainnya.
Menurut pengurus Flat Earth
Society, anggota mereka telah tumbuh sebanyak 200 orang (sebagian besar
orang Amerika dan Inggris) per tahun sejak 2009.
Pandangan Flat Earth SocietyOrganisasi
ini siap dibilang konyol karena menolak teori Bumi itu bulat. Mereka
mengatakan, Bumi itu berupa cakram dengan Lingkar Arktik terletak di
pusat, dan Antartika — yang menjulang setinggi 32 meter — berada di
tepian.
Mereka bilang, pegawai NASA menjaga dinding es ini dan mencegah orang memanjat supaya tidak terjatuh keluar cakram.
Kalau
bumi itu rata, bagaimana dengan siklus siang-malam? Menurut mereka,
matahari dan bulan adalah bola berukuran 51 kilometer yang bergerak
mendatar memutari cakram Bumi, dengan jarak 4.828 km. (Sementara itu
bintang, kata mereka, jaraknya 4.988 km.)
Seperti lampu sorot,
bola-bola langit menerangi bagian yang berbeda dari planet dalam siklus
24 jam. Mereka percaya bahwa pasti ada semacam “antimoon” yang tak
terlihat yang menutupi bulan saat gerhana.
Selanjutnya, mereka
tidak percaya gravitasi Bumi. Bukan kita tertarik ke bawah, melainkan
cakram Bumi yang bergerak ke atas dengan percepatan 9,8 meter per detik
kuadrat. Pergerakan cakram ke atas ini disebabkan oleh kekuatan
misterius bernama energi gelap.
Saat ini, masih ada debat di
kalangan anggota mengenai teori relativitas Einstein. Apakah menurut
teori itu Bumi bisa bergerak ke atas tanpa melebihi kecepatan cahaya?
(Rupanya, hukum Einstein masih berlaku di dunia mereka.)
Lalu apa yang berada di bawah cakram? Belum diketahui. Tapi banyak anggota yang percaya di bawah cakram ada “batu.”
Para
anggota Flat Earth Society percaya, foto-foto mengenai Bumi yang
berbentuk bulat sudah direkayasa dengan Photoshop. Para pilot pun
dikibuli — dengan cara rekayasa GPS — supaya mereka mengira terbang
dalam trayek melengkung sesuai kontur Bumi. Padahal, sebenarnya mereka
terbang mellingkar mendatar di atas cakram.
Motif pemerintah
dunia menyembunyikan bentuk asli dari Bumi masih belum dipastikan, namun
anggota Flat Earth Society curiga hal itu berkaitan dengan motif
ekonomi. "Singkatnya, secara logis akan lebih murah untuk memalsukan
program ruang angkasa daripada melaksanakan program yang sebenarnya,”
kata organisasi tersebut dalam website mereka.
Bukan leluconTeori
tersebut mengikuti cara berpikir bernama "Metode Zetetic," yang
merupakan alternatif metode ilmiah, yang dikembangkan oleh orang-orang
yang percaya bahwa Bumi itu datar pada abad ke-19, ketika pengamatan
sensorik mendominasi saat itu.
"Secara umum, metode tersebut
banyak menekankan penggabungan empirisme dan rasionalisme, dan membuat
kesimpulan logis berdasarkan data empiris," kata wakil presiden Flat
Earth Society, Michael Wilmore kepada Life’s Little Mysteries. Dalam
astronomi Zetetic, persepsi bahwa Bumi itu datar menggiring kita pada
kesimpulan bahwa Bumi sebenarnya pasti datar. “Antimoon”, konspirasi
NASA dan lainnya hanyalah upaya rasionalisasi.
Semua detail tersebut membuat teori organisasi tersebut terdengar seperti lelucon, tapi mereka sedang tidak bercanda.
Wilmore
menganggap dirinya di antara orang yang percaya teori tersebut.
"Keyakinan saya sendiri adalah hasil dari introspeksi filosofis dan data
besar yang saya amati secara pribadi, yang masih saya susun," katanya.
Di
satu sisi, Flat Earth Society meragukan NASA. Anehnya, di sisi lain,
Wilmore dan presiden organisasi, Daniel Shenton, menganggap bahwa
pemanasan global memang kuat (padahal banyak bukti pemanasan global
berasal dari data satelit yang dikumpulkan oleh NASA). Mereka juga
percaya teori evolusi dan prinsip utama ilmu pengetahuan lainnya.
Psikologi teori konspirasiTeori
mereka tidaklah mengejutkan para ahli. Karen Douglas, seorang psikolog
di University of Kent di Inggris yang mempelajari psikologi teori
konspirasi, mengatakan bahwa keyakinan para anggota Flat Earth Society
sama dengan orang-orang pencipta teori konspirasi lain yang telah ia
pelajari.
Ia mengatakan, semua teori konspirasi memiliki dorongan
dasar yang sama: Mereka menyajikan sebuah teori alternatif tentang isu
penting atau peristiwa, dan membangun penjelasan (sering kali)
samar-samar tentang alasan seseorang menutupi kejadian yang
sesungguhnya.
"Salah satu poin utama dari bantahan itu adalah
bahwa mereka menjelaskan kejadian besar tetapi sering tanpa memberikan
penjelasan lengkap," ujarnya. "Banyak kekuatan terletak pada kenyataan
bahwa mereka samar-samar."
Rasa percaya diri ahli teori
konspirasi untuk tetap berpegang pada teori mereka membuat kisah
tersebut semakin menarik. Lagipula, para anggota Flat Earth Society
lebih bersikukuh bahwa Bumi ini datar daripada kebanyakan orang yang
mengatakan bahwa Bumi itu bulat (mungkin karena sebagian dari kita
merasa kita tidak punya apa-apa untuk membuktikannya).
"Jika
Anda dihadapkan dengan sudut pandang minoritas yang diungkapkan dalam
cara yang cerdas, diinformasikan dengan baik, dan ketika para pendukung
organisasi itu tidak menyimpang dari pendapat kuat yang mereka miliki,
mereka bisa sangat berpengaruh. Kami menyebutnya pengaruh kaum
minoritas," kata Douglas.
Dalam penelitian terbaru, Eric Oliver
dan Tom Wood, ilmuwan politik di Universitas Chicago, menemukan bahwa
sekitar setengah dari orang Amerika mendukung setidaknya satu teori
konspirasi, dari gagasan bahwa Tragedi 9/11 dilakukan oleh orang dalam
Amerika hingga pembunuhan John F Kennedy.
"Banyak orang yang
memercayai banyak ide yang secara langsung bertentangan dengan narasi
budaya yang dominan," kata Oliver kepada Life’s Little Mysteries. Ia
mengatakan bahwa keyakinan konspirasi mengakar dari kecenderungan
manusia untuk memahami kekuatan gaib di tempat kerja, yang dikenal
sebagai pemikiran magis.
Namun, para anggota organisasi tersebut
tidak sepenuhnya senang dengan gambaran umum tersebut. Kebanyakan
pembuat teori konspirasi mengadopsi teori dengan pandangan ekstrem,
bahkan yang bertentangan satu sama lain. Sementara itu, para anggota
tersebut hanya mempergunjingkan masalah bentuk Bumi.
“Jika
mereka seperti pembuat teori konspirasi lainnya, mereka harus
menunjukkan kecenderungan untuk memercayai pemikiran magis, seperti
memercayai UFO, ESP, hantu iblis, makhluk tak terlihat lainnya,” tulis
Oliver.
Sumber : Yahoo
No comments:
Post a Comment